Trimah mawi pasrah; suwung pamrih; tebih ajrih; langgeng tan ana susah, tan ana seneng; antheng, sugeng jeneng.
Artinya, menerima dengan tawakal; tiada pamrih; jauh dari takut; abadi tiada duka, tiada suka; tenang memusat, bahagia bertakhta. “Trimah mawi Pasrah”, menerima apa saja dengan penuh kepasrahan. Tidak sekedar menerima, tapi perlu ada kepasrahan. Untuk menghilangkan rasa takut, maka seseorang dianjurkan untuk mengosongkan hatinya dari pamrih.
”Langgeng tan ana susah tan ana seneng” dapat diterjemahkan “Keabadian yang tak diselimuti perasaan susah maupun senang”. Derita, kesedihan, dan kesusahan pun tak lagi ada. Begitu pun dengan perasaan senang, dalam hal ini pun dianggap tiada. “Antheng mantheng sugeng jeneng” lebih mengarah pada suasana batin yang selalu tenang, konsen, selamat dari kotoran-kotoran nafsu, dan kuat dari segala bentuk ujian dan cobaan. Ketenangan, kearifan, khusyu’ beribadah, terselamatkan dari godaan nafsu, dan kebahagiaan hidup di akhirat kelak adalah lebih baik dari setiap sesuatu di dunia yang baik.
Ajining dhiri saka kedaling lathi, ajining salira saka busana.
Artinya, nilai diri seseorang terletak pada gerak lidahnya, nilai badaniah seseorang terletak pada pakaiannya. Harga diri seseorang terletak pada ucapannya. bila kata-kata yang keluar dari mulutnya baik, maka ia pun akan dikatakan sebagai orang baik. Sebaliknya, bila ia menipu, maka ia pun akan dicap sebagai penipu. Setiap orang harus memahami konsep “ajining diri saka lathi”, yang artinya: harga diri seseorang itu dinilai dengan apa yang keluar dari lidahnya. Oleh karena itu, sebelum diucapkan, hendaknya kata-kata yang akan keluar dari mulut dipikirkan dengan masak-masak.
Sedangkan harga diri fisikal seseorang terletak pada busana dan ia berbusana itu. Semakin tinggi kelas sosial seseorang biasanya ia berpakaian yang lebih baik. Setiap orang harus memahami konsep “ajining sarira dumunung ing busana, yang artinya badan jasmani seseorang akan dihargai jika dibungkus dengan busana yang pantas. Cara berpakaian yang luwes akan membuat mudah bergaul dengan segala lapisan sosial.
Pakerti asor numusi anak putu lan mbekta kasengsarane tiyang katah.
Artinya, akhlak hina terwarisi anak cucu dan mendatangkan kesengsaraan orang banyak. Seorang lelaki, sebagai kepala keluarga, dan dalam sekian banyak tempat mempunyai banyak posisi, harus tahu bahwa perbuatan atau akhlak yang buruk dapat terwarisi oleh anak cucunya dan dapat mendatangkan kesengsaraan orang lain.
Oleh karena itu, orang jawa memperingatkan bangsanya untuk selalu menjaga budi pekerti, karena efek negatif dari akhlak tidak baik akan terbawa sampai anak cucunya dan juga akan menyengsarakan kalangan sosialnya.
Ngelmu iku kelakone kanthi laku, sanajan akeh ngelmune lamun ora digunakake, ngelmu iku tanpa guna.
Artinya, Ilmu itu terlaksananya dengan perbuatan, biarpun banyak ilmunya kalau tidak diamalkan dan tidak dipergunakan, ilmu itu tidak berguna. Ilmu yang tidak diamalkan bagaikan pohon yang tidak berbuah.
Dadi manungso iku ora kena mentah mateng.
Artinya, Menjadi manusia tidak boleh mentah matang. Setengah mentah setengah matang; melakukan pekerjaan belum selesai sudah ditinggal, tanggung. Luarnya matang dalamnya mentah. Ini adalah perilaku yang tidak baik, yang dicacat oleh orang jawa.
Melekaké wong picek
Artinya, Membuat orang buta bisa melihat. Memberi tahu orang lain yang tidak tahu; peduli dengan keberadaan orang lain; mengajari orang yang tidak bisa sama sekali.
Marga bener becik.
Artinya, Jalan benar baik. Tindakan yang benar akan membawa kebajikan; suatu kebenaran akan berdampak baik bagi pribadi maupun masyarakat. Kebecikan atau kebaikan disini mempunyai makna yang sangat luas, karena mencakup banyak hal, seperti nasib baik, hasil yang baik, laba yang baik, nilai yang positif, persahabatan yang baik, pengakuan yang baik, dll.
Ngelongana jiwa remana maha, ngimbuhana banyu karahayon.
Artinya, Hindarilah jiwa angkara murka, tambahilah air keselamatan. Manusia hidup didunia sudah seharusnya menghindari sifat angkara murka dan memperbanyak jalan menuju keselamatan dan kehormatan. Itu semua dilakukan guna mendapatkan kemuliaan dan keselamatan hidup.
Ngerti sadurunge winarah.
Artinya, Tahu sebelum diberi tahu. Berusaha untuk menjadi manusia yang tahu sebelum diberi tahu. Berusaha mencari pengetahuan sendiri dan tidak menggantungkan kepada orang lain. ini adalah upaya menciptakan kecerdasan dengan kemampuan sendiri; membudidayakan akal semaksimal mungkin; dan kritis terhadap setiap persoalan yang sedang terjadi.
*****
Ngelmu iku kelakone kanthi laku, sanajan akeh ngelmune lamun ora digunakake, ngelmu iku tanpa guna.....kiye sing abot delakoni Kang..
BalasHapusBlog yang bagus....
BalasHapussaeeeeee
BalasHapus