Rabu, 12 September 2012
TOKOH-TOKOH DARI BANYUMAS
Tontowi Ahmad & Liliyana Natsir
TONTOWI AHMAD
Tontowi Ahmad (lahir di Banyumas, 18 Juli 1987; umur 25 tahun) adalah pemain bulu tangkis ganda Campuran Indonesia yang berpasangan dengan Lilyana Natsir.
Pada tournament All England 2012 Tontowi Ahmad yang bermain di sektor ganda campuran bersama Lilyana Natsir, yang berhasil merebut gelar Juara All England 2012. Setelah mengalami penantian panjang di sektor ganda campuran selama 33 tahun. Gelar terakhir dipersembahkan oleh pasangan Christian Hadinata dan Imelda Wiguna pada tahun 1979. Gelar juara ini adalah titel premier pertama bagi Tontowi & Liliyana, sebelumnya pasangan ini pernah mejuarai dua gelar superseries di India dan Singapura, serta dua gelar grand prix gold di Malaysia dan Macau. Tontowi/Liliyana juga merupakan peraih medali emas SEA Games 2011.
**********
DEDDY DHUKUN
Deddy Dhukun (lahir di Banyumas, Jawa Tengah, 20 Juni 1968; umur 44 tahun) adalah penyanyi dan pencipta lagu Indonesia. Ia tamatan dari SMA Negeri 3 Jakarta, seangkatan dengan Fariz RM, Ikang Fawzi. dan Addie MS. Ia telah menikah dan mempunyai tiga orang anak.
Awal kariernya ia di ajak sahabatnya dari SMA Fariz RM untuk bergabung dengannya, dan kemudian menjadi vokalis dengan lagu ciptaanya berjudul "Manusia dan Tuhannya". Kemudian mereka membentuk suatu grup Kelompok Tiga Suara (K3S) terdiri dari Bagoes AA, Dian Pramana Poetra dan Deddy Dhukun, dan juga mendirikan grup 2D terdiri dari Dian dan Deddy , dengan lagu "Masih Ada" dan "Keraguan" yang sangat populer hingga sekarang. Penyanyi ini mempunyai jiwa yang mulia, dengan hasil jerih payahnya ia selalu menyisikan uangnya untuk Ibunya dan kebaktian sosial Yatim piatu.
**********
ANDESI SETYO PRABOWO
Andesi Setyo Prabowo (lahir di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Indonesia, 1 Oktober 1989; umur 22 tahun) adalah seorang pemain sepak bola Indonesia yang saat ini memperkuat klub Pelita Jaya Jawa Barat.
**********
JACOB SALATUN
Jacob Salatun (lahir di Banyumas, Jawa Tengah, 29 Mei 1927 – meninggal di Jakarta, 3 Februari 2012 pada umur 84 tahun) adalah salah seorang tokoh dirgantara Indonesia. Marsekal Muda TNI (Purn.) J. Salatun menjadi perencana berdirinya Lembaga Penerbangan Antariksa Nasional (LAPAN).[1] dan menjadi Menteri Perindustrian Penerbangan pada Kabinet Dwikora III pada masa pemerintahan Presiden Soekarno.
**********
GATOT SOEBROTO
Jenderal Gatot Soebroto (lahir di Banyumas, Jawa Tengah, 10 Oktober 1907 – meninggal di Jakarta, 11 Juni 1962 pada umur 54 tahun) adalah tokoh perjuangan militer Indonesia dalam merebut kemerdekaan dan juga pahlawan nasional Indonesia. Ia dimakamkan di Ungaran, kabupaten Semarang. Pada tahun 1962, Soebroto dinobatkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional menurut SK Presiden RI No.222 tanggal 18 Juni 1962. Ia juga merupakan ayah angkat dari Bob Hasan, seorang pengusaha ternama dan mantan menteri Indonesia pada era Soeharto.
**********
Yohanes Rendy Sugiarto & Afiat YurisWirawan
YOHANES RENDY SUGIARTO
Yohanes Rendy Sugiarto (lahir di Banyumas,, 16 Agustus 1991; umur 21 tahun) adalah salah satu pemain bulu tangkis Ganda Putra Indonesia Berpasangan dengan Afiat Yuris Wirawan.
**********
AHMAD TOHARI
KH. Ahmad Tohari, (lahir di Tinggarjaya, Jatilawang, Banyumas, Jawa Tengah, 13 Juni 1948; umur 64 tahun) adalah sastrawan Indonesia. Ia menamatkan SMA di Purwokerto.
Namun demikian, ia pernah mengenyam bangku kuliah, yakni Fakultas Ilmu Kedokteran Ibnu Khaldun, Jakarta (1967-1970), Fakultas Ekonomi Universitas Sudirman, Purwokerto (1974-1975), dan Fakultas Sosial Politik Universitas Sudirman (1975-1976).
Dalam dunia jurnalistik, Ahmad Tohari pernah menjadi staf redaktur harian Merdeka, majalah Keluarga dan majalah Amanah, semuanya di Jakarta. Dalam karir kepengarangannya, penulis yang berlatar kehidupan pesantren ini telah melahirkan novel dan kumpulan cerita pendek. Beberapa karya fiksinya antara lain trilogi ''Ronggeng Dukuh Paruk'' telah terbit dalam edisi Jepang, Jerman, Belanda dan Inggris. Tahun 1990 pengarang yang punya hobi mancing ini mengikuti International Writing Programme di Iowa City, Amerika Serikat dan memperoleh penghargaan The Fellow of The University of Iowa.
Ronggeng Dukuh Paruk, novel yang diterbitkan tahun 1982 berkisah tentang pergulatan penari tayub di dusun kecil, Dukuh Paruk pada masa pergolakan komunis. Karyanya ini dianggap kekiri-kirian oleh pemerintah Orde Baru, sehingga Tohari diinterogasi selama berminggu-minggu. Hingga akhirnya Tohari menghubungi sahabatnya Gus Dur, dan akhirnya terbebas dari intimidasi dan jerat hukum.
Bagian ketiga trilogi, berjudul Jantera Bianglala, diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dan cuplikannya dimuat dalam Jurnal Manoa edisi Silenced Voices terbitan Honolulu University tahun 2000, termasuk bagian yang disensor dan tidak dimuat dalam edisi bahasa Indonesia.
Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris dengan judul The Dancer oleh Rene T.A. Lysloff. Trilogi ini juga difilmkan oleh sutradara Ifa Irfansyah dengan judul "Sang Penari" (2011). Tohari memberikan apresiasi yang tinggi terhadap para pembuat film Sang Penari, dan berujar ini akan jadi dokumentasi visual yang menarik versi rakyat, bukan versi kota sebagaimana dalam film-film sebelumnya.
Pada bulan Desember 2011, Ahmad Tohari mengungkapkan bahwa dirinya berencana untuk melanjutkan Triloginya menjadi Tetralogi dengan membuat satu novel lagi.
**********
S. BAGIO
S. Bagio (lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 3 Maret 1933 – meninggal 14 Agustus 1993 pada umur 60 tahun[1]) adalah seorang pelawak dan pemeran Indonesia. Ia terkenal lewat grup lawak Bagio CS bersama Darto Helm, Diran, dan Sol Saleh.
**********
SUGINO SISWOCARITO
Dalang Banyumasan.
**********
SUGITO PURBOCARITO
Dalang Banyumasan.
**********
MAYANGSARI
Mayangsari yang memiliki nama lengkap Agustina Mayangsari (lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 23 Agustus 1971; umur 41 tahun) adalah penyanyi Indonesia yang dikenal dengan lagunya seperti "Harus Malam Ini", dan "Tiada Lagi". Selain menyanyi, Mayang juga memiliki kemampuan nyinden atau menyanyikan lagu-lagu Jawa. Darah seni diwarisi dari kedua orang tuanya. Ayahnya, Ki Dalang Sugito Purbocarito, adalah dalang sedangkan ibunya, Larasatun, yang memiliki nama panggilan Nyi Woro Cengkir Gading adalah pesinden.[1] Mayang yang terkenal di era 1990-an membuat berita heboh pada tahun 2000-an karena digosipkan dekat dengan putra mantan Presiden RI Soeharto, Bambang Trihatmojo yang telah menikah dengan Halimah Agustina Kamil. Kemudian diketahui Mayang ternyata telah menikah siri dengan Bambang dan memiliki seorang putri, Khirani Siti Hartina Trihatmodjo.
**********
PANGKY SUWITO
Pangky Suwito, Suparno Suwito (lahir Di Purwokerto 1951) adalah bintang film era 1970-an dan pemain sinetron Indonesia.
Telah banyak film yang dibintangi Pangky, dan salah satu orang yang berjasa 'menemukannya' adalah Ratno Timoer[1]. Sedangkan sinetron yang pernah dibintanginya antara lain Roda-Roda Cinta dan Panji Manusia Milenium.
Pernikahannya dengan artis Yati Octavia yang telah berlangsung lebih dari 25 tahun berlangsung 'adem-ayem' tanpa gosip, sehingga mereka dijadikan ikon pasangan harmonis. Meski rumah tangga keduanya terbilang harmonis, Pangky dan Yati seringkali terlibat masalah. Seperti kasusnya dengan Rhoma Irama yang kepergok wartawan (berkamera) di apartemen Semanggi (tempat tinggal Angel Lelga)[2]. Awal tahun 2007, Pangky-Yati terlibat kasus perebutan cucu, Raden Ajeng Alika Nur Azizah, antara anaknya, Raden Andriya Octariano Putra dan mantan menantu mereka, Nur Rachmaniyah Fauziah. Meski pengadilan telah menetapkan hak asuh anak jatuh ke tangan ibunya, Pangky-Yati tetap 'keukeuh' mempertahankan sang cucu[3].
**********
BAMBANG SET
Sastrawan.
**********
DHARMADI
Sastrawan.
**********
DARTO HELM
Sudarto (lahir di Purwokerto, Jawa Tengah, 17 Maret 1943 – meninggal di Jakarta, 14 Agustus 2004 pada umur 61 tahun) atau lebih dikenal dengan nama panggung Darto Helm adalah aktor dan pelawak Indonesia. Ia sempat tergabung dalam kelompok Bagyo CS bersama S. Bagio, Diran, dan Sol Saleh. Ia terserang stroke pada 4 September 1996 dan kemudian mengurangi aktivitas panggung sampai akhirnya meninggal pada 14 Agustus 2004 di RS Pelni Petamburan. Ia dimakamkan di Purwokerto.
**********
SOESILO SUDARMAN
Soesilo Soedarman, Jendral TNI (Kehormatan) (lahir di Maos, Cilacap, Jawa Tengah, 10 November 1928 – meninggal di Jakarta, 18 Desember 1997 pada umur 69 tahun) adalah Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan pada Kabinet Pembangunan VI (1993-1998) dan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada Kabinet Pembangunan V (1988-1993). Soesilo Soedarman juga pernah menjabat sebagai Duta Besar RI untuk Amerika Serikat yang berkedudukan di Washington DC dari 18 Februari 1986 hingga 11 April 1988.
**********
ACHMAD MUBAROK MA, Dr.H.
Prof. Dr. Ahmad Mubarok, MA. lahir pada tanggal 15 Desember 1945 di kota Purwokerto. Beliau pernah bersekolah di Sekolah Teknik dan Sekolah Guru pada tahun 1966.beliau meraih gelar Drs. Ilmu Perbandingan Agama pada tahun 1976 di IAIN Jakarta. Kemudian beliau mendapatkan gelar Magister di tahun 1992 dan Doktor di tahun 1998. Beliau juga dikukuhkan sebagai Guru Besar Pertama dalam Bidang Psikologi Islam di UIN Jakarta di tahun 2005.
http://profil.merdeka.com/indonesia/a/ahmad-mubarok/
**********
SOEPARDJO RUSTAM
Mantan Menteri di era Orde Baru.
Soepardjo Rustam (lahir di Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah, 12 Agustus 1926 – meninggal 11 April 1993 pada umur 66 tahun) adalah Menteri Dalam Negeri Indonesia periode 1983-1988. Posisi lainnya yang pernah dijabat antara lain adalah Duta Besar RI untuk Malaysia (1972-1974) dan Gubernur Jawa Tengah (1974-1982).
**********
PURNOMO
Purnomo merupakan sprinter tersukses Indonesia pada era 80-an. Dilahirankan di Purwokerto, 12 Juli 1962 ini pernah menorehkan prestasi gemilang dan membawa nama harum bangsa Indonesia, bahkan Asia. Ia menjadi satu-satunya wakil Benua Asia yang berhasil masuk semifinal 100 meter Olimpiade 1984, catatan waktu yang ditorehkannya lebih baik dibanding Allan Wells, juara lari 100 meter Olimpiade Moskow. Purnomo juga pernah menjuarai Asia Terbuka di Taiwan tahun 1984, masuk semifinal 60 meter dan 200 meter Kejuaraan Dunia Atletik Gelanggang Tertutup di Paris tahun 1985. Catatan waktu tercepatnya untuk 100 meter adalah 10,29 detik.
**********
MUHAMMAD KODERI
Muhammad Koderi, Lahir lahir di Patikraja, Banyumas 7 Mei 1949. Alumni SP IAIN Purwokerto ini beruntung selalu bekerja di lingkungan ilmu pengetahuan. Tahun 1971 ia bekerja di Lembaga Research Kebudayaan Nasional - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LRKN-LIPI) Jakarta. Tahun 1973 ia bekerja di perpustakaan Koninklijk Instituut voor Taal-, Land- en Volkenkunde - Koninklijke Nederlandse Akademie van Wetenschappen (KITLV-KNAW) = Lembaga Kerajaan Belanda untuk Bahasa, Budaya dan Sejarah - Akademi Ilmu Pengetahuan di Jakarta. Setelah 32 tahun bekerja di perpustakaan internasional itu, bulan Mei 2004 ia berhenti bekerja karena pensiun. Namun ia diminta bekerja kembali di lembaga itu hingga pensiun ke-2 bulan Mei 2007. Sejak bulan Desember 2007, ia bekerja kembali di perpustakaan modern yang baru berdiri yaitu Tarumanagara Knowledge Centre di Gedung Utama Universitas Tarumanagara, Jakarta.
Pengalaman menulis antara lain di Harian Pelita, majalah Panji Masyarakat, Suara Muhammadiyah, Warta Serayu, Mitra Desa, Harian Aksi, majalah Bawor, redaksi majalah Gandem, redaksi Buletin Seruling Mas, dan redaksi Warta TKC.
Karya tulisnya dalam bentuk buku yang telah diterbitkan diantaranya berjudul: 1. Banyumas, Wisata dan Budaya. Purwokerto: Penerbit Metro, 1991. 2. Kamus Dialek Banyumas-Indonesia (bersama Fajar P.)Cetakan-1. Purwokerto: Yayasan Damar Agung & Dewan Kesenian Banyumas, 1996. 3. Bolehkah Wanita Menjadi Imam Negara? Jakarta: Gema Insani Press, 1999. 4. Ir. Suhartoyo, Dari Piyungan ke Court of Saint James.(dkk) Jakarta: Cahaya Ibu, 2001. 5. 10 Tahun Seruling Mas, Menggali Potensi Eks Karesidenan Banyumas. (Tim) Jakarta: Yayasan Seruling Mas, 2002. 6. Wong Banyumasan, Kiprah dan Karyanya. Editor: Surasono Soebari. Jakarta: Purbadi Publisher, 2006. 7. Kamus Dialek Banyumas - Indonesia. Cetakan ke-2 (Edisi Revisi) (dkk). Purwokerto: Swarahati, 2007. 8. 50 Tahun Perjalanan Yayasan Tarumanagara 1959-2009. Jakarta: Yayasan Tarumanagara, 2009. 9. Sejarah Rumah Sakit Royal Taruma. Jakarta: Yayasan Tarumanagara, 2011. 10. 45 Tahun Kiprah PCM Pasar Minggu. Jakarta: PCM Pasar Minggu, 2011. 11. Agenda 20 Tahun Seruling Mas. Jakarta: Yayasan Seruling Mas, 2012. 12. Soedirman; Biografi dan Bibliografi (belum diterbitkan)
Penulis buku-buku Banyumasan ini aktif dalam paguyuban Banyumasan seperti Ikatan Keluarga Patikraja Banyumas (IKPB), Kerukunan Keluarga Banyumasan (KKB) Jabotabek dan Yayasan Seruan Eling Banyumas (Seruling Mas) Pusat. Ia bertekad untuk terus menjadi penulis spesialis Banyumasan.
Penulis otodidak yang hoby fotografi dan dokumentasi ini bertempat tinggal di kota Jakarta.
**********
SURONO REKSODIMEJO
Jenderal Surono Reksodimedjo (lahir di Banyumas, Jawa Tengah, 6 September 1923 – meninggal di Jakarta, 3 Agustus 2010 pada umur 86 tahun) adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat dari April 1973 hingga Mei 1974. Ia juga pernah menjabat sebagai Menko Kesra dan Menko Polkam pada pemerintahan Presiden Soeharto.
Pada saat peristiwa Palagan Ambarawa, ia menjabat sebagai kapten yang berada dibawah komando kesatuan militer Letnan Kolonel Gatot Subroto.
Pendidikan yang pernah dijalani antara lain, Seskoad di Bandung, War College di Jerman Barat, dan The American Command and General Staff College, Forth Leavenworth, AS (1958). Jabatan yang pernah dipegang antara lain Wakil Gubernur Militer AMN, Magelang (1961), Kas Kodam Diponegoro, Semarang (1961), Gubernur AMN, Magelang (1964-1966), Deputi I Operasi Menpangad (1966), Pangdam Diponegoro (1966), dan Pangkowilhan II Jawa Madura (1969-1973).
**********
SLAMET EFFENDI YUSUF
Politikus Partai Golkar.
**********
SUTEDJA
R. Soetedja Poerwodibroto (15 Oktober 1909 - 12 April 1960). Jika di Solo ada Gesang yang mencipta lagu ''Bengawan Solo'', di Banyumas ada R Soetejda yang mencipta lagu ''Di Tepinya Sungai Serayu''.
R. Soetedja Poerwodibroto genap 1 abad (15 Oktober 1909 - 15 Oktober 2009). Beliau komponis asal Purwokerto terkenal di Negeri Belanda. Sebagai salah seorang tokoh pendiri RRI Purwokerto. Nama kebesarannya diabadikan dengan gedung Kesenian Suteja Purwokerto.
Nama seniman itu diabadikan pada gedung kesenian di Jalan Gatot Soebroto. ''R Soetedja memiliki biola Stradivarious Paganini buatan Sewdia 1834 dan sekarang disimpan anaknya.''
**********
MARGONO SUKARJO
Prof. Dr. Margono Soekarjo (Sokaraja, Banyumas, Jawa Tengah, 29 Maret 1897 — Jakarta, 1970) adalah dokter pribumi pertama yang diakui oleh pemerintahan Hindia Belanda. Setelah lulus STOVIA, Margono melanjutkan sekolah di Belanda dan menjadi ahli bedah lulusan Universitas Amsterdam pada tahun 1927. Margono Soekarjo (pendidikan Belanda) dan Ery Soedewo (pendidikan Swedia, Lund) adalah perintis pembedahan jantung di Indonesia, yang memulai pembedahan toraks dan jantung RSU Jakarta, RSU Surabaya, dan RSAD Jakarta. Pada tahun 1948 telah dikerjakan operasi mitral stenosis secara tertutup oleh Prof. dr. Margono Soekarjo dan antara tahun 1950 s/d 1951 Prof. dr. Margono Soekarjo telah melaporkan operasi mitral stenosis ini pada pertemuan ilmiah di Paris, Perancis. Penghargaan tertinggi yang diberikan Pemerintah Indonesia kepadanya adalah Pisau Bedah Emas. Jabatan terakhir Margono adalah Dekan FK UI. Ia wafat pada1970 dan dimakamkan di Keboetoeh, Sokaraja. Nama beliau diabadikan menjadi nama sebuah rumah sakit Purwokerto, yaitu Rumah Sakit Prof. Dr. Margono Soekarjo (http://www.rsmargono.go.id).
Rumah Sakit Umum Daerah Prof. Dr. Margono Soekarjo (RSMS) adalah sebuah rumah sakit type B Pendidikan milik Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang berada di kota Purwokerto. Rumah sakit ini merupakan fusi dari RSU Purwokerto. Rumah sakit ini sekarang telah menjadi rumah sakit terbesar dan terlengkap di kawasan Jawa Tengah barat selatan, dengan kapasitas tempat tidur sebanyak 507 TT dengan fasilitas layanan: medis, penunjang medis, asuhan keperawatan serta non medis, yang lengkap dan modern, menjadikan RSMS menjadi pusat rujukan kesehatan dari berbagai institusi pelayanan kesehatan di sekitarnya.
**********
RM. MARGONO DJOJOHADIKUSUMO
Raden Mas Margono Djojohadikusumo (lahir 16 Mei 1894 – meninggal 25 Juli 1978 pada umur 84 tahun) adalah pendiri Bank Negara Indonesia. Ia adalah orang tua dari Prof. Dr. Soemitro Djojohadikoesoemo, dan Ayah dari dua pemuda yang gugur dalam pertempuran Lengkong: Letnan Polisi Militer Soebianto Djojohadikusumo dan Taruna Sujono Djojohadikusumo.[1] Ia juga adalah kakek dari politikus/mantan Jenderal TNI Prabowo Subianto, dan pengusaha Hashim Djojohadikusumo.
Margono Djojohadikusumo yang lahir 16 Mei 1894 di Purwokerto, adalah cucu buyut dari Panglima Banyakwide, pengikut setia dari Pangeran Diponegoro dan anak dari asisten Wedana Banyumas.
Margono bersekolah di Europeesche Lagere School atau 'ELS Banyumas dari tahun 1900 - 1907.
***********
CHRISTIAN HADINATA
Christian Hadinata (lahir di Sempor, Jawa Tengah, 11 Desember 1949; umur 62 tahun) adalah pemain bulu tangkis Indonesia di era 1970-an hingga 1980-an. Setelah pensiun, ia berkarier sebagai pelatih dan pengurus Persatuan Bulu Tangkis Seluruh Indonesia.
**********
HENRI ADOLPHE VAN DE VELDE
Henri Adolphe van de Velde (lahir di Banyumas, Hindia-Belanda (kini Indonesia), 9 September 1855 – meninggal di Wassenaar, Belanda, 28 Mei 1919 pada umur 63 tahun) adalah seorang politikus berkebangsaan Belanda.
**********
DOLF NIJHOFF
Adolf Hendrik "Dolf" Nijhoff (lahir di Poerwokerto, Hindia-Belanda (kini Indonesia), 5 November 1914 – meninggal di Hengelo, Belanda, 1 April 1945 pada umur 30 tahun) adalah pejuang Belanda selama Perang Dunia II.
Nijhoff bekerja sebagai tukang kunci di pabrik mesin Stork N.V.. Pada tahun 1943, ia terlibat dalam gerakan perlawanan ketika pada tanggal 29 April 1943 terjadi pemogokan di Hengelo, juga di tempat kerjanya, yang menyeruak sebagai protes terhadap pengumuman bahwa 300.000 tentara Belanda akan dibawa ke Jerman sebagai tahanan perang. Di akhir perang, kelompok itu membentuk bagian Binnenlandse Strijdkrachten dan sama-sama bekerja keras untuk pembebasan melalui tindakan-tindakan sabotase. Selama perjalanan kembali pasukan Jerman, banyak jembatan yang diledakkan di Hengelo, termasuk Oelerbrug dan Boekelosebrug. Sebuah rumah pertanian tua benar-benar hancur. Pada saat kemunculan Jerman, Binnenlandse Strijdkrachten berencana meledakkan pemasok listrik pada tanggal 1 April 1945.
25 orang, termasuk Nijhoff, melakukannya untuk mencegah tibanya pasukan Jerman. Seorang prajurit Jerman berhasil melarikan diri dan memperingatkan SS. Kedatangan pasukan Jerman dalam jumlah banyak memaksa sejumlah pejuang terpaksa melarikan diri melalui perlintasan sebidang kereta api di Grobbenweg. 2 di antara mereka, Theodorus Hendrikus van Loon dan Frank Santman, ditembak mati saat melarikan diri. Nijhoff ditangkap dan segera dihukum mati dan sebagian yang terluka parah melarikan diri ke lahan pertanian yang tersembunyi dari pasukan yang mengejar.
Setelah perang, di Groot Driene, terdapat 3 buah jalan yang dinamai menurut mereka yang tewas, salah satunya Dolf Nijhoffstraat. Mayat Nijhoff dimakamkan di Ereveld Loenen.
**********
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
BPK.KH SAIFUDDIN ZUHRI MENTERI AGAMA RI JUGA DARI BANYUMAS...TIDAK ADA DALAM DAFTAR Y
BalasHapusR.SUPRAPTO JUGA GAK ADA DALAM DAFTAR
BalasHapus