Ruwat yang dilakukan turun-temurun sejak nenek moyang mereka ini dimaksud agar warga selalu dekat dengan sumber air sebagai sumber kehidupan.

Tepat di sumber mata air, warga yang dipimpin tetua adat desa melakukan ritual ruwat air. Ritual yang diawali dengan doa-doa ini, diikuti dengan khusyuk oleh warga Desa Melung.
Tetua desa yang memimpin doa di depan sumber mata air juga menaburkan bunga yang sudah diberi doa. Mata air di bukit Desa Melung ini sendiri disalurkan ke semua rumah warga di Desa Melung untuk keperluan hidup sehari-hari mereka.
Ritual yang sudah dilakukan secara turun-temurun dimaksudkan agar warga selalu mengingat bahwa air adalah sumber kehidupan. Dalam ruwat air ini warga berharap sumber air selalu terjaga agar tetap jernih. Selain itu, ritual ini juga sekaligus sebagai peringatan hari air sedunia yang jatuh beberapa hari lalu.
"Ruwat air ini dimaksudkan agar warga desa kami selalu menghargai akan arti pentingnya air sebagai sumber kehidupan manusia pada umumnya dan bagi warga desa kami pada khususnya. Sumber mata air di kaki bukit Gunung Slamet ini memang merupakan sumber kehidupan warga kami," ujar Dwi Fitriyono, panitia ruwat air, Minggu (28/3/2010).
Sebagai tanda syukur, dalam ritual ruwat air ini warga juga menyembelih seekor kambing berwarna coklat. Kambing selanjutnya di masak beramai-ramai untuk dihidangkan sebagai masakan gulai. Ritual berakhir setelah warga berdoa dan selanjutnya menyantap beramai-ramai masakan gulai kambing di dekat sumber mata air.
(Saladin Ayyubi/Global/lam)
*****
http://news.okezone.com/read/2010/03/28/340/316907/hari-air-sedunia-warga-ruwat-air-gunung-slamet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar